.:: ASSALAMUALAIKUM.:: AHLAN WASAHLAN DI BLOG INI. Ya! ANDA AKAN BELAJAR BARENG M Hasbi :. Belajar About Dunia Islam, Belajar About Dunia Pemikiran, Belajar About Dunia Tutorial, Belajar About Tips Dan Trick Aneh, Belajar Design Website, Belajar Dunia Shell-ing, Belajar Mencari Hikmah Dan Lain Sebagainya. Sooo ikuti terus perkembanganya. Anda juga bisa mendiskusikan permasalahan apapun tentang Agama Islam bersama saya. Ketik saja di ShoutBox.::. Akhirnya TERIMAKASIH ATAS KUNJUNGANNYA, SELAMAT MENIKMATI SEMOGA BERKENAN .::.

Friday, September 28, 2007

Puasa, Ajang untuk Melatih Disiplin Waktu

Puasa, Ajang untuk Melatih Disiplin Waktu
Oleh KUSMAYANTO KADIMAN

Dalam salah satu khotbahnya, sebagaimana diceritakan Salman Al-Farisi, Rasulullah saw. berkata, ”Dan ia (Ramadan) adalah bulan yang awalnya merupakan rahmat, pertengahannya merupakan ampunan, dan akhirnya sebagai pembebas dari api neraka." (H.R. Baihaqi dan Ibnu Khuzaimah).

Dari perjalanan hidup kita, baik yang langsung kita alami maupun dari menengok apa yang terjadi di sekitar kita, kita akan temui betapa besarnya kerugian yang kita alami sebagai insan, keluarga, kelompok, organisasi, perusahaan sampai kantor pemerintahan hanya karena kita tidak istikamah dalam memegang amanah tentang waktu (waqt dalam bahasa Arab atau time dalam bahasa Inggris). Waktu ini memegang peran penting dalam hidup kita di alam sementara atau di dunia ini. Alquran dalam beberapa ayat menyebut tentang waktu dalam berbagai kata atau wujud, misalnya Al Ashr dan Lailatul Qadr. Bahkan, meninggal atau mati yang tidak lain adalah dimensi waktu dijadikan misteri milik Allah. Paling sedikit tiga dari Asmaa ul Husnaa (99 sifat istimewa Allah) terkait langsung dengan waktu yaitu Ya Mumiitu (Maha Mematikan), Ya Awwal, dan Ya Aakhir. Dalam ilmu fisika, waktu bersama ruang merupakan besaran yang paling fundamental yaitu tidak ada besaran lain yang ikut menentukan keduanya. Beda dengan energi, gaya dan kecepatan di mana besarannya ikut ditentukan oleh waktu dan ruang. Dalam pepatah kuno berbahasa Inggris, kita kenal time is money.

Kelima rukun Islam menekankan pentingnya disiplin waktu. Dalam hal waktu, puasa memiliki sifat unik bila dibandingkan dengan keempat rukun Islam yang lain. Dalam dua kalimat syahadat, zakat, dan haji, waktu memang disebut namun tidak definitif. Dalam ibadah salat, waktu sangat ditekankan yaitu lakukanlah salat segera setelah tiba waktunya yang ditandai dengan azan, panggilan salat.

Dalam ibadah saum, kita diingatkan akan tiga rukun puasa yaitu niat, imsak, dan zaman (atau waktu). Niat yang kita yakini betul sebagai motivator dalam kita melaksanakan kegiatan, termasuk ibadah saum. "Aku berniat berpuasa besok hari, melaksanakan fardu Ramadan tahun ini sebagai kewajibanku tahun ini dan semata-mata karena Allah." Dalam lafal niat ini ditekankan betul pentingnya berniat malam hari. Ini langkah latihan disiplin tingkat awal, yaitu meniatkan saum semalam sebelumnya. Kemudian imsak atau mulai menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sejak terbit fajar sampai terbenam matahari. Allah berfirman, "... makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai datang malam." (Al Baqarah 2:187).

Rukun yang terakhir adalah zaman atau waktu. Hadis Rasulullah berikut memberi penjelasan tentang waktu. Dari Ibnu Umar, katanya, ”Saya telah mendengar Nabi bersabda apabila malam datang dan siang lenyap dan waktu berbuka bagi orang yang berpuasa." (H.R. Bukhari-Muslim). Dalam beberapa kesempatan, Rasulullah bersabda agar dalam menjemput imsak, kita mesti mengikutinya sampai tiba saatnya waktu imsak. Sementara untuk berbuka puasa, kita dianjurkan melakukannya segera setelah terdengar azan Magrib. Ini yang membuat disiplin waktu dalam menjalankan ibadah puasa berbeda dengan ibadah salat.

Puasa yang merupakan latihan efektif untuk kita berlatih disiplin waktu ini mendapat perhatian khusus dari Allah SWT. Puasa dijadikan begitu istimewa seperti difirmankan Allah Sang Maha Mengetahui melalui hadis yang dituturkan Rasulullah saw., yaitu, "Segala amal ibadah anak Adam adalah miliknya kecuali puasa. Ia adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan memberikan pahalanya." (H.R. Bukhari).

Jika ibadah sesuai dengan rukun Islam memiliki ukuran fisik melalui gerakan dan ucapan yang bisa diukur oleh manusia kualitasnya, ibadah puasa lebih dari sekadar fisik. Ada ukuran kualitas yang kuantifikasinya sepenuhnya ada pada Allah SWT, seperti digambarkan hadis tersebut. Dalam beberapa hadis memang ada upaya untuk menjelaskan betapa penting dan istimewanya puasa di bulan Ramadan ini. Misalnya, setiap ibadah atau perbuatan baik yang dilakukan di bulan suci ini mendapat pahala berlipat. Bahkan, ada ulama dan guru-guru agama yang mencoba menguantifikasi pahala yang tentu semua ini mengacu pada ayat dalam surat Lailatul Qadr yang mengatakan bahwa bulan Ramadan ini lebih baik dari seribu bulan.

Keberhasilan dalam berdisiplin memenuhi rukun puasa, khususnya waktu ini membuat Muslim dan Muslimah yang menjalankan ibadah saum berbahagia. Ada hadis yang menggambarkan kegembiraan tersebut, yaitu, "Orang yang berpuasa itu mempunyai dua macam kegembiraan, yang satu ialah ketika berbuka dan yang satu lagi ketika ia bertemu dengan Tuhannya." (H.R. Bukhari-Muslim).

Dengan kepatuhan kita menjalankan puasa yang bukan sekadar menahan lapar dan haus, insya Allah menjadikan kualitas hidup kita lebih baik. Tidak ada lagi pemborosan waktu. Tidak ada lagi terlambat datang ke sekolah. Tidak ada lagi dosen terlambat mengumumkan hasil ujian. Tidak ada lagi istilah terlambat masuk kerja. Tidak ada lagi keterlambatan memberi layanan terbaik sesuai dengan amanah yang kita emban. Bulan Syawal menjadi bulan baru dengan disiplin waktu yang lebih baik. Namun demikian, kita semua adalah manusia yang tidak sempurna dan yang mudah lupa akan hal-hal baik yang telah kita pelajari. Itu sebabnya puasa sunah menjadi amanah kita yang selain untuk mengabdi dan membuat Allah SWT lebih menyayangi kita, juga sebagai ajang kita terus melatih disiplin waktu. To learn dan to relearn menjadi kebiasaan yang kita terus upayakan dan sempurnakan.

Umat Islam tidak lupa di hari akhir pada bulan suci Ramadan selain melafalkan hamdallah telah dapat menunaikan ibadah saum sebulan penuh, sering dan sama-sama memanjatkan doa, "Ya Allah, izinkan kami bertemu Ramadan sekali lagi. Amin." ***

Penulis, Menteri Negara Riset dan Teknologi.

0 comments:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com